Kamis, 03 Oktober 2013

Seburuk apakah D-I STAN?

What?! Hanya D-I? Ada ribuan lulusan S-1 menjadi pekerja rendahan atau bekerja dibawah UMR atau bahkan menganggur. Dan apa yang diharapkan dari seorang lulusan D-I?

Boleh di STAN, tapi CUMAN D-I kawan! Itu buruk kawan, mau kerja apa kau nantinya? Mau dapat penghasilan berapa kau? Paling penting, mau jadi apa kau nantinya?
Lama Belajar
Buruknya, D-I itu lama belajarnya paling lama hanya 1 tahun. Ya, buruk, karena kita tidak bisa belajar lama-lama atau pun mengerjakan tugas kuliah selama bertahun-tahun. Selain itu kita juga tidak bisa merepotkan orangtua lama-lama karena kita kecepatan lulusnya. Bahkan satu tahun kita sudah bisa ikut pakai baju toga dan diwisuda. Lucu sekali, saat masih unyu-unyu kita sudah siap bekerja dan menghasilkan duit setelah itu sebagai CPNS di Kementrian Keuangan. Buruk itu kawan!
Biaya Kuliah
Buruknya, STAN itu dari dulu tidak pernah mungut uang dari mahasiswanya. Kita yang ingin bayar kuliah malah bingung karena gratis. Belum lagi kebingungan kita bertambah karena selama satu tahun di D-I kita diberi uang saku per bulannya. Juga kadang dikasih buku-buku tulis dari STAN, padahal kita sudah punya buku binder biasanya untuk mencatat kuliah. Bingung sekali mau diapakan buku-buku tulis tersebut. Takut mubazir, dosa. Itu buruk kawan!
Pendidikan
Buruknya, karena D-I dipersiapkan untuk bekerja, Kita harus mengeyam pendidikan 50 sks selama satu tahun atau 25 sks satu semester. Bandingkan dengan kampus lain, sepintar apa pun mahasiswanya, satu semester hanya diperkenankan mengambil 24 sks. Belum lagi, UTS kita yang full lima hari dengan sehari dua mata kuliah. Jadi total ada sepuluh mata kuliah. Padat sekali. Mengurangi waktu tidur. Itu buruk kawan!
Prospek Kerja
Buruknya, kalau D-I itu kebanyakan tidak bisa pindah kerjaan ke bagian lain. Harus sesuai dengan apa yang dipelajari di kampus. Misalnya, kalau D-I nya pajak, maka hampir pasti dia kerjanya akan ditempatkan di Ditjen Pajak. Kalau D-I nya Bea Cukai, maka hampir pasti dia kerjanya akan ditempatkan di Bea Cukai. Beda dengan D-III yang entah atas pertimbangan apa kadang kerjanya beda dengan apa yang dipelajari di kampus. Misalnya, ada lulusan D-III Penilai yang kerjanya malah ditempatkan di Bapennas, tidak ada hubungannya secuil pun. Sama juga ada yang lulusan D-III Pajak ada yang kerjanya ditempatkan di Bapepam-LK. Atau D-III Bea Cukai malah nyasar ditempatkan di BPKP. D-I tidak bisa merasakan bingungnya kerja di tempat yang tidak dipelajari dahulu di perkuliahan. Itu buruk kawan!
Gaji 
Buruknya, D-I itu lulus pangkatnya hanya II-A dibandingkan dengan D-III yang kuliahnya lebih lama berpangkat II-C. Namun, untuk THP (Take Home Pay=Gaji+Tunjangan) sesama Fresh Graduate agak beda tipis. Dan THP untuk golongan II-A di Kemenkeu, khususnya Pajak dan Bea Cukai malah terkadang lebih besar daripada golongan III-A (Setingkat S-1) di beberapa kementrian/lembaga dan pemda. Tidak adil dong harusnya. Itu buruk kawan!
Pekerjaan
Buruknya, jika sama-sama fresh graduate, pekerjaan hampir-hampir sama antara lulusan D-I, D-III, bahkan S-1.
Kelanjutan Pendidikan
Buruknya, ada beberapa kepala kantor maupun direktur yang dulunya masuk kemenkeu cuman ijazah D-I atau SMA. Bagaimana bisa begitu? Ya salah satunya karena mereka terus melanjutkan pendidikan. Nah, untuk D-I itu baru bisa lanjut pendidikannya ke D-III khusus yang ada di STAN setelah dua tahun bekerja. Jadi, kalau sudah bosan bekerja selama dua tahun itu, kita bisa kabur melanjutkan kuliah dengan digaji. Katanya sih tugas belajar, tapi kalau dipikir-pikir agak gabut karena tidak kerja masih terima gaji. Itu buruk kawan!
Tes Masuk STAN
Buruknya, karena peserta USM STAN 2013 yang kemarin. Peserta USM STAN berjumlah 88.000 peserta yang sebelum-sebelumnya kurang dari itu. Ditambah lagi dengan tes yang empat kali penyaringan sehingga hanya menyisakan 7117 peserta lolos seleksi tes tertulis, kemudian pada pengumuman akhir sebanyak 4955 peserta saja yang diterima, yang lainnya gugur, itu buruk kawan !.

Buruk yang nyata

bagi mahasiswa prodip Bea Cukai, maka kecil kemungkinan ia akan kembali ke daerah asalnya, karena kita harus siap di tempatkan di seluruh wilayah NKRI, bahkan di wilayah yang tidak terlihat pada peta. bahkan ada seorang dosen pejabat Bea Cukai yang selama 31 tahun masa tugasnya. ia sudah ditempatkan di 9 wilayah yang berbeda. tapi inilah yang disebut sebuah "pengabdian di batas negeri"

2 komentar:

  1. Luar biasa..

    Tetap semangat untuk melanjutkan sekolah ya bro, sekarang kesempatan terbuka lebar.. yang penting tekad dan kerja keras

    Salam Sukses!!

    BalasHapus
  2. Poin 1 yang sangat ane suka, yaitu tidak merepotkan ortu lama2.. setelah lulus langsung bisa bantu ortu.. Mantaps

    BalasHapus